Lawan Invasi China, Vietnam Sebar Rudal Balistik di Laut China Selatan - Jalur Militer

Lawan Invasi China, Vietnam Sebar Rudal Balistik di Laut China Selatan

Sistem pertahanan udara S-300 Vietnam, salah satu misil canggih yang dikabarkan akan ditempatkan di wilayah konflik Laut China Selatan. (Foto: tuoitrenews.vn)
"Adalah bagian dari hak pertahanan diri untuk menempatkan senjata kami di wilayah manapun yang merupakan milik kami,"
HANOI -- Tak ingin dipecundangi China, Vietnam Vietnam diam-diam menempatkan beberapa peluncur roket baru di pulau-pulaunya yang berada di wilayah sengketa Laut China Selatan. Peluncur roket ini diduga dijadikan bagian dari pengamanan untuk menangkal manuver militer China di wilayah sengketa tersebut.

Sebagaimana dikutip dari Reuters, Rabu (10/8/2016) informasi ini didapatkan dari para pejabat negara Barat. Dilaporkan, mereka menuturkan dari data intelijen yang ada dalam beberapa bulan ini, Vietnam telah menempatkan beberapa peluncur roket di lima markas militer yang mereka miliki di Pulau Spratly.


Para diplomat dan pejabat militer mengaku memiliki informasi intelejen, yang menunjukkan bahwa Hanoi menempatkan beberapa peluncur rudal ke lima pangkalan di sekitar kepulauan Spratly dalam beberapa bulan terakhir.

Menurut sumber, seperti dilaporkan Reuters, peluncur itu tidak terlihat dari pemantauan udara dan belum dipersenjatai. Peluncur rudal ditempatkan di lokasi yang tersembunyi dari pengintaian udara dan hingga kini masih belum aktif
 

Namun, peluncur roket tersebut dapat langsung dioperasional dan hanya saja butuh waktu sekitar dua hingga tiga hari untuk membuat peluncur rudal tersebut bisa menembakkan peluru kendali.
Peluru kendali angkatan perang Vietnam. (Foto: thesundaytimes)
Beberapa pengamat militer menduga peluncur rudal baru milik Vietnam adalah bagian dari sistem artileri canggih bernama EXTRA yang baru-baru ini dibeli dari Israel.

Peluru EXTRA dikenal akurat sampai jarat 150 km dengan hulu ledak seberat 150 kg. Peluru ini bisa menyasar kapal maupun target darat.

Instalasi militer dan ladasan udara sepanjang 3.000 m milik China di Suby, Fiery Cross, dan Mischief Reef masih berada dalam jarak sasar EXTRA.

Peluncur peluru kendali tersebut punya kemampuan menyerang sarana militer dan landasan pesawat, yang tengah dibangun China di kawasan sengketa yang sama.


Vietnam Membantah

Beredarnya infomasi ini disanggah oleh Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Vietnam. Pihak Kemlu Vietnam mengatakan, informasi itu tidak akurat namun mereka menolak untuk memberikan komentar lain.


Wakil Menteri Pertahanan Vietnam Letnan Jenderal Nguyen Chi Vinh saat berada di Sungapura, Juni lalu, mengatakan, Hanoi tidak mempunyai peluncur maupun senjata lain di Kepulauan Spratly.
Sistem artileri canggih EXTRA, buatan Israel.
Vietnam tidak melakukan itu, kata Nguyen, meski negaranya mempunyai hak melakukannya. "Adalah bagian dari hak pertahanan diri untuk menempatkan senjata kami di wilayah manapun yang merupakan milik kami," kata dia.

Tindakan yang dilakukan Vietnam dianggap ingin menunjukkan mereka siap menangkal pengaruh China di LCS, khususnya di kepulauan Spratly. Dilaporkan, penempatan peluncur roket ini juga bisa sebagai bentuk respons Vietnam terhadap pembangunan instalasi militer dan radar oleh China di wilayah LCS.

Sejumlah analis militer mengatakan bahwa hal tersebut adalah tindakan pertahanan Vietnam yang paling besar terkait sengketa wilayah Laut China Selatan.

Carl Thayer, pakar militer Vietnam di Akademi Pertahanan Australia, mengatakan, penempatan peluncur peluru kendali itu  menunjukkan keseriusan tekad Vietnam menghalangi China.

"Landasan pacu China dan instalasi militer di Spratly merupakan tantangan langsung ke Vietnam, khususnya di perairan selatan dan udara. China tidak mungkin untuk melihat ini sebagai murni defensif, dan itu bisa menandai tahap baru militerisasi Spratly," kata dia.


China Semakin Agresif, Vietnam Resah


Vietnam mengajukan protes resmi ke Cina diduga terkait penempatan rudal darat ke udara di pulau yang masih menjadi sengketa di Laut Cina Selatan. Protes resmi itu yang antara lain menyebut Cina mengancam perdamaian- juga disampaikan kepada Sekjen PBB.
Kapal perang Destroyer Angkatan Laut Vietnam, salah satu armada tempur yang saat ini masuk dalam medan konflik Laut China Selatan. (Foto: tuoitrenews.vn)
Pemerintah Hanoi mengatakan 'amat prihatin' dengan pengerahan rudal di Pulau Woody itu, yang dianggap melanggar kedaulatan Vietnam.

"Hal ini merupakan pelanggaran serius kedaulatan Vietnam di Paracel, mengancam perdamaian dan stabilitas di wilayah dan juga keamanan, keselamatan, dan kebebasan navigasi serta penerbangan," seperti dinyatakan dalam pernyataan Kementrian Luar Negeri Vietnam.


Langkah Vietnam itu ditujukan sebagai penyeimbang tindakan agresif China yang sudah sejak lama mereklamasi tujuh pulau di kepulauan Spratly sekaligus berbagai instalasi militer di atasnya.

Pemerintah Taiwan dan Amerika Serikat mengatakan sistem rudal dikerahkan ke Pulau Woody, yang menjadi bagian dari Kepulauan Paracel, yang juga diklaim oleh Taiwan dan Vietnam.

Rangkaian foto-foto satelit yang dirilis stasiun televisi Fox News memperlihatkan dua penampung berisi delapan peluncur rudal dan sistem radar di Pulau Woody.


Pada Juli lalu, Mahkamah Arbitrase Internasional (PCA) di Den Haag, Belanda, telah memutuskan bahwa China tidak mempunyai hak atas untuk mengklaim seluruh wilayah perairan Laut China Selatan.
Gambar satelit Pulau Woody pada 14 Februari (kiri) dan sebelumnya 3 Februari (kanan). (Foto: Reuters)
Keputusan PCA itu ditolak mentah-mentah oleh Beijing, namun disambut oleh Filipina dan negara lain yang bersengketa di kawasan, termasuk Vietnam. Barat dan AS mendukung PCA.

Indonesia Ikut Memantau Vietnam


Penempatan peluncur roket yang dilakukan Vietnam di Laut China Selatan mendapat perhatian dari Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia (RI). Dalam pertemuan dengan media di Jakarta, juru bicara Kemlu Arrmanatha Nasir menyampaikan tanggapan atas langkah Vietnam tersebut.

"Secara umum bahwa indonesia dan negara Asean baru dua pekan lalu menyepakati statement komitmen untuk terus jaga perdamaian dan stabilitas keamanan di kawasan. Jadi ini yang kita akan dorong agar semua negara di kawasan berkontribusi terhadap kestabilan dan perdamaian di kawasan," ujar jubir Kemlu Arrmanatha Nasir, Kamis (11/8/2016). (*)


Sumber: Reuters/Okezone/Kompas/BBC
ads 720x90

#Tags

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Comment
Disqus