Misil sistem pertahanan S-400 Triumph Rusia, merupakan sistem pertahanan terkuat di dunia saat ini. (Foto: istimewa) |
”Sampai hari ini, pertahanan udara Crimea dilengkapi dengan sistem rudal S-400 surface-to-air yang paling modern, yang tidak ada bandingannya di dunia,”KIEV -– Amerika Serikat memberikan dukungan dana 30 juta dollar AS atau sekitar Rp 392 miliar bagi Ukraina untuk memperkuat angkatan lautnya dalam mengimbangi kian agresifnya kehadiran Rusia di Crimea, Ukraina timur.
Kantor berita Reuters melaporkan, Ukraina sedang melengkapi dan memperluas armada angkatan lautnya. Negara ini antara lain memperbaiki kapal induknya "Hetman Sahaydachnyy".
Seorang komandan Angkatan Laut (AL) Ukraina mengatakan, kehadiran militer Rusia di wilayah Crime yang dianeksasi Rusia sudah semakin meningkat. Dukungan dana 30 juta dollar dari AS itu merupakan bagian dari paket 500 juta dollar atau setara Rp 6,2 triliun yang akan diberikan tahun depan kepada pemerintah Ukraina.
"Kami akan membangun kembali armada kami tahap demi tahap dari awal. Kemampuan kami dalam hal kualitas akan lebih baik dibandingkan dengan yang ada di Krimea" kata Laksamana Madya Ihor Vorochenko kepada Reuters.
Vorochenko akan bertemu dengan kepala staf angkatan laut Rumania, negara yang juga anggota Uni Eropa dan NATO, untuk membahas kemungkinan aksi bersama di Laut Hitam jika Rusia melakukan serangan.
Militer Rusia Bereaksi
Menanggapi manuver AS di Ukraina, ternyata langsung ditanggapi dengan cepat oleh Rusia. Militer Rusia pada hari Sabtu menyerbakan tambahan unit Resimen Rudal Anti-Pesawat yang dilengkapi sistem rudal S-400 Triumph ke Crimea. Dengan demikian, jumlah sistem pertahanan udara canggih yang dikerahkan di wilayah itu bertambah lebih banyak dari sebelumnya.
Resimen Rudal Anti-Pesawat ke-12, yang ditempatkan di garis pantai Laut Hitam di selatan Kota Sevastopol, mulai beroperasi penuh pada hari Sabtu.
Daya jangkau rudal sistem pertahanan S-400 di Crimea dan Laut Hitam |
Tahun lalu, Resimen Rudal Anti-Pesawat ke-18 menjadi unit pertama di Crimea yang menerima sistem S-400 termutakhir. Sedangkan Resimen Rudal Anti-Pesawat ke-12 menerima sistem serupa beberapa waktu lalu dan kru-nya telah berlatih mengoperasikannya. Selain S-400, dua resimen itu sejatinya juga dilengkapi dengan sistem pertahanan rudal S-300 yang berumur lebih tua namun masih bisa diandalkan.
”Sistem rudal anti-pesawat S-400 Triumph dapat melibatkan hampir semua target yang ada, termasuk yang sedang dikembangkan, yang hipersonik. Sistem ini juga andal melindungi dari target balistik. Sebagian besar wilayah Krasnodar juga akan terlindung,” ujar Sevostyanov, seperti dikutip Russia Today, Minggu (14/1/2018).
Sistem pertahanan udara andalan Moskow itu dirancang untuk menargetkan objek aerodinamis pada kisaran hingga 400km dan rudal balistik dengan jarak hingga 60km. Sistem dilengkapi empat jenis rudal pencegat sesuai dengan target yang berbeda. Unit S-400 dapat menjangkau hingga 36 target sekaligus.
Crimea sebelumnya adalah wilayah Ukraina. Namun, pada 2014 rakyat Crimea melakukan referendum pemisahan diri dan memilih bergabung dengan Rusia. Ukraina dan negara-negara Barat tidak mengakui referendum tersebut. Namun, Moskow menyatakan penggabungan diri Crimea ke Rusia sah.
Hubungan antara Ukraina dan Rusia memburuk setelah Presiden Viktor Yanukovich, yang didukung Kremlin, digulingkan melalui serangkaian unjuk rasa pada Februari 2014. Kondisi tersebut berujung pada pencaplokan Crimea serta merebaknya perjuangan oleh kalangan separatis di wilayah-wilayah lainnya.
Rusia telah memulai program untuk memiliterisasi Crimea, termasuk dengan membangkitkan kembali fasilitas-fasilitas yang dulu dibangun Soviet, membuat markas-markas baru serta menempatkan pasukannya di wilayah itu.(*)
Sumber: Sindonews/Reuters/Russia Today