Sebagai negara Asia, kata dia, Indonesia sangat membutuhkan senjata-senjata ampuh. ”Kembali dalam waktu, tentara Indonesia ditakuti dan dihormati oleh sekutunya berkat senjata Soviet (Rusia) yang sangat kuat pada saat itu,"MOSKOW -- Indonesia memiliki hubungan sejarah kuat dengan Federasi Rusia. Saat masih bernama Uni Soviet, Presiden Soekarno mendapatkan keistimewaan dengan memperoleh senjata tercanggih dari Moskow. Bahkan ketika itu, Rusia bersedia memberikan pesawat tempur bomber tercanggih miliknya, yang tak pernah diberikan Soviet kepada negara manapun saat itu.
Selain pesawat pembom, Uni Soviet juga menyediakan Indonesia, kapal selam, jet pemburu, ribuan senjata AK47, kapal perang, dan lain-lain. Sehingga dengan bermodalkan bantuan senjata Soviet itulah Indonesia mampu membebaskan Irian Barat (sekarang Papua) dari jajahan kolonial Belanda dan Sekutu.
Kini, militer Indonesia berusaha mengulang masa kejayaan tersebut, militer Indonesia tertarik untuk membeli senjata-senjata ampuh Rusia. Militer Indonesia ingin kembali pada satu waktu di mana tentaranya ditakuti dunia dan dihormati sekutunya berkat senjata canggih yang dimiliki.
Hal itu disampaikan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), Jenderal Gatot Nurmantyo, saat kunjungan ke Moskow, Rusia, hari Kamis (7/4/2016). Jenderal Gatot mengatakan, Indonesia tertarik kerjasama militer dan teknis dengan Rusia.
Sebagai negara Asia, kata dia, Indonesia sangat membutuhkan senjata-senjata ampuh. ”Kembali dalam waktu, tentara Indonesia ditakuti dan dihormati oleh sekutunya berkat senjata Soviet (Rusia) yang sangat kuat pada saat itu," kata panglima.
"Kami sangat berharap bahwa kerjasama di lapangan akan terus terjalin saat ini, kami tertarik pada senjata ampuh,” ujarnya pada pertemuan dengan Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia, Jenderal Valery Gerasimov, seperti dikutip dari Sputniknews.
Jenderal Gatot Nurmantyo tidak merinci, senjata canggih Rusia jenis apa yang membuat militer Indonesia terpikat.
Saat ini, senjata Rusia yang memikat banyak negara salah satunya adalah sistem rudal pertahanan S-300 dan S-400. Sedangkan pesawat jet tempur canggih Rusia yang juga banyak dipesan sejumlah negara adalah pesawat jet Su-35 Flanker.
Pesawat pembom strategis Tupolev TU-16 TNI AU, salah satu pesawat tempur canggih yang diperoleh Indonesia dari Uni Soviet pada masa kepemimpinan Presiden Soekarno. (Foto: Istimewa) |
Namun, pengiriman 10 pesawat jet tempur Su-35 itu dilaporkan baru bisa terlaksana tahun 2018 karena Indonesia harus ikut antre bersama beberapa negara yang juga membeli pesawat jet tempur canggih itu. (*)
Sumber: Okezone.com