“Fiji kan selama ini sahabat dengan kita ya. Apalagi negara-negara Pasifik masih rumpun Melanesia (seperti Papua). Sudah lama hubungan kita baik dengan Fiji,”JAKARTA -- Pemerintah Indonesia menyatakan akan menghadapi propaganda yang dilakukan oleh separatis Papua Merdeka di luar negeri melalui hubungan diplomatik dan ekonomi dengan negara-negara di kawasan Pasifik dan Oceania.
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Luhut Pandjaitan menyatakan, salah satu negara yang akan didatangi oleh pemerintah ini adalah negara Fiji yang belum lama ini terkena musibah Topan Winston.
Fiji adalah salah satu negara yang tergabung dalam organisasi Melanesia Spearhead Group (MSG) yang merupakan organisasi negara-negara kecil di Oceania.
Dalam kunjungannya ke Fiji, Rabu (30/03) besok, Menko dijadwalkan akan memberikan bantuan US$5 juta atau setara Rp67 miliar kepada negara di Pasifik Selatan tersebut.
Hubungan baik dengan Fiji, diharapkan dapat meredam pengaruh United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) atau Gerakan Pembebasan Papua.
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Luhut Pandjaitan, (Foto: istimewa) |
Penguatan peran Indonesia di Pasifik Selatan menyusul ekspansi yang dilakukan Gerakan Pembebasan Papua di kawasan itu. Gerakan tersebut telah mendirikan kantor di Vanuatu, Solomon pada Januari 2016, dan terakhir di Wamena, Jayawijaya, Papua, pada pertengahan Februari 2016.
Kehadiran Menko Polhukam di Pasifik Selatan, diakui Agus untuk menekan Gerakan Pembebasan Papua secara diplomatik.
“Itu dampak lanjutannya. Yang pasti, selama ini kan Fiji kan selalu mendukung pemerintah Indonesia. Saya kira, ya, dampak lanjutannya mungkin ke sana ya,” pungkas Agus.
Kirim Pasukan TNI
Bantuan US$5 juta diberikan pemerintah Indonesia untuk membantu Fiji dalam memulihkan kembali negara itu usai dilanda Topan Winston. Sebanyak 42 orang tewas dalam bencana yang terjadi pada akhir Februari 2016 tersebut.
Benny Wenda (baju merah), salah satu petinggi Organisasi Papua Merdeka di luar negeri saat menghadiri pertemuan para negara anggota MSG. (Foto: istimewa) |
“Setelah survei melihat langsung apa yang diperlukan. Misalnya kayu untuk membangun jalan dan perumahan, atau alat pertanian. Itu akan dibawa oleh kapal TNI Angkatan Laut pada bulan April,” kata Agus.
Kedatangan bantuan tahap kedua itu akan diiringi dengan pengiriman satu kompi (100 orang) Pasukan Zeni TNI Angkatan Darat.
“Mereka akan membantu pengerjaan pembangunan tersebut. Berapa lama durasinya mereka di sana, kita lihat nanti,” tandasnya.
Organisasi Papua Merdeka melalui sayap politiknya, ULMWP menjadikan isu perbedaan etnis, ras, dan agama untuk menarik suara dan bantuan dari negara-negara yang tergabung dalam MSG.
Setidaknya saat ini propaganda yang dilakukan oleh ULMWP untuk membantu melepaskan diri dari NKRI sudah mendapatkan sokongan dari beberapa negara anggota MSG, seperti Vanuatu dan lain-lain.(*JM)