Wapres Pertanyakan Nasionalisme Warga Cina Di Indonesia - Jalur Militer

Wapres Pertanyakan Nasionalisme Warga Cina Di Indonesia

Sejak masa perjuangan kemerdekaan, hingga kini, masalah kesetiaan dan nasionalisme warga China di Indonesia terus dipertanyakan. Di satu sisi warga China mengklaim setia pada NKRI, namun disisi lain mereka tidak juga melepaskan jejak masa lalu mereka dari daratan China. (Foto: ilustrasi)
"Kalau tadi disebutkan suku-suku Hokkian, Hakka, Kanton dan sebagainya, maka ke depan Tionghoa Indonesia tak perlu selalu dikait-kaitkan dengan suku-suku leluhurnya di sana. Kalau mau konsekuen sebut saja Tionghoa Medan, atau Tionghoa Indonesia bukan lagi dikait-kait dengan leluhur,"
JAKARTA -- Walau era reformasi sudah lama bergulir, etnis China atau Tionghoa di Indonesia hingga saat ini terus berusaha menanamkan jati dirinya di dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Salah satu yang terus menjadi perdebatan hingga kini adalah mengenai nasionalisme kaum China di Indonesia.

Umumnya masyarakat beranggapan masih meragukan kecintaan mereka terhadap Indonesia. Bukan tanpa alasan, rekam jejak kaum China di Indonesia sebagian besar memperlihatkan sisi negatifnya. Mulai dari monopoli ekonomi, koruptor, melarikan uang negara, pengemplang pajak dan lain-lain.

Sisi negatif inilah yang membuat kaum China di Indonesia belum mendapatkan tempat di hati mayoritas masyarakat Indonesia, dan beranggapan bahwa kaum China atau Tionghoa di Indonesia hanya sekadar menumpang mencari kehidupan, jika situasi memburuk mereka akan lari ke tanah leluhurnya yaitu Republik Rakyat China dengan membawa seluruh hasil kekayaannya dari Indonesia.


Seperti dikutip dari Antara, Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta warga Tionghoa Indonesia konsekuen untuk tidak lagi mengait-ngaitkan dengan suku-suku leluhurnya karena sudah menjadi Tionghoa Indonesia.

Wakil Presiden Jusuf Kalla. (Foto: istimewa)
"Kalau tadi disebutkan suku-suku Hokkian, Hakka, Kanton dan sebagainya, maka ke depan Tionghoa Indonesia tak perlu selalu dikait-kaitkan dengan suku-suku leluhurnya di sana. Kalau mau konsekuen sebut saja Tionghoa Medan, atau Tionghoa Indonesia bukan lagi dikait-kait dengan leluhur," kata Wapres Jusuf Kalla saat perayaan Cap Go Meh di Jakarta, Minggu.

Perayaan Cap Go Meh bersama ke-9 kali ini mengambil tema "Semangat Membangun Negeri".

Lebih lanjut Jusuf Kalla juga minta agar orang Tionghoa Indonesia benar-benar mencintai negeri ini bukan hanya ucapan tetapi tindakan.

"Kalau kita Tionghoa Indonesia tidak mau ada perbedaan maka lakukan yang terbaik bagi bangsa ini," kata Jusuf Kalla.


Dalam bagian pidato lainnya, Wapres mengatakan bangsa Indonesia saat ini mengalami dua hal serius yakni pertama pertumbuhan ekonomi yang melambat dan, kedua, kesenjangan yang lebar antara yang mampu dan tak mampu.
Perayaan Cap Gomeh di Tegal, Jawa Tengah,. Sebagian kaum China di Indonesia terus berupaya membaur dan meyakinkan masyarakat akan kecintaan mereka kepada Indonesia, tetapi sebagian kalangan masih menganggap apa yang dilakukan kaum China tersebut masih sebatas seremonial. (Foto: Antara / Oky Lukmansyah)
"Apa yang dapat kita lakukan adalah menggali potensi dan kekuatan kita sendiri dari dalam. Tentu akan dahsyat jika itu bisa kita (Tionghoa Indonesia) lakukan bersama-sama suku-suku lainnya," kata Wapres.

Wapres juga menjelaskan pemerintah akan berusaha melaksanakan pengampunan pajak atau "tax amnesty".

"Positifnya, ada banyak uang warga negara kita yang diparkir di luar negeri. Kalau tak ada tax amanesty mereka tak mau bawa pulang," kata Jusuf Kalla


Sementara terhadap kesenjangan yang besar bisa dikurangi dengan beberapa langkah. Pertama, membayar pajak yang benar. Kedua, mempercayai negerinya.

"Jangan hanya diucapkan tapi dilaksanakan. Kalau sekarang ini masih ada yang minta pengampunan pajak, apakah itu bangsa yang baik," kata JK..

Tidak ada pembedaan

Sebelumnya Ketua Dewan Pembina Forum Bersama Indonesia Tionghoa Murdaya W. Poo meminta tidak ada lagi pembedaan terhadap warga Tionghoa Indonesia.

Peta asal kedatangan kaum China ke Indonesia atau Nusantara.
Lebih Lanjut Murdaya Poo menjelaskan tema perayaan Cap Go Meh kali ini tujuannya adalah untuk mengajak suku-suku Tionghoa bersama-sama suku-suku lain di Tanah Air meningkatkan semangat membangun negeri Indonesia.

"Diharapkan peran serta suku Tionghoa Indonesia dengan suku-suku lain di Indonesia mampu menciptakan sinergi yang harmonis membangun negeri kita," kata Murdaya Poo.

Sandra Dewi adalah salah satu artis nasional keturunan Tionghoa yang mendapatkan hati dari masyarakat Indonesia. Membuktikan bahwa masih ada harapan bagi kaum China atau Tionghoa untuk membuktikan kecintaan dan eksistensi mereka untuk Indonesia. (Foto: Gusmun/detikHot)
Perayaaan Cap Go Meh juga dihadiri ribuan warga Tionghoa-Indonesia dan dimeriahkan dengan Drama musikal "Bersama Membangun Indonesia". (*)

Sumber: Gerhananews.com/Antaranews

ads 720x90

#Tags

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Comment
Disqus