Ujicoba peluncuran Sistem Pertahanan Udara Khordad 15, oleh militer Iran. (Foto: tasnimnews.com) |
Sistem Pertahanan itu diberi nama Khordad 15. Khordad 15 adalah sistem pertahanan udara bergerak berbasis darat. Sistem senjata terdiri dari radar array bertahap yang mampu mendeteksi jet tempur, rudal jelajah, dan kendaraan udara tak berawak (UCAV) dari jarak 150 kilometer (93 mil) dan mampu melacaknya dalam jarak 120 kilometer (75 mil).
Sistem pertahanan udara ini dapat melibatkan hingga enam target secara bersamaan sambil mampu menembak jatuh mereka dalam waktu kurang dari lima menit setelah terdeteksi. Sistem ini juga dapat mendeteksi target siluman pada jarak 85 kilometer dan mampu menghancurkan target dalam jarak 45 kilometer.
Pengaturan sistem SAM mencakup dua truk militer. Satu dengan peluncur berputar persegi panjang yang berisi empat tabung rudal. Sistem pertahanan udara ini beroperasi bersamaan dengan misil Sayyad-3.
Sistem pertahanan udara Khordad 15 dinamai untuk menghormati demonstrasi 1963 di Iran, yang menurut kalender Iran dikenal sebagai pemberontakan 15 Khordad. Itu adalah serangkaian protes di Iran terhadap penangkapan Ayatollah Ruhollah Khomeini oleh rezim diktator Iran Shah Mohammad Reza Pahlavi, yang didukung Israel dan Amerika Serikat.
Sistem pertahanan udara Khordad 15 dirancang dan diproduksi oleh Organisasi Industri Penerbangan Iran (IAIO), dan diumumkan kepada publik pada 9 Juni 2019 dalam pidato Menteri Pertahanan Iran Amir Hatami di Teheran, Iran.
Sistem Pertahanan Udara Khordad 15 Republik Islam Iran |
Engaged Aerial Targets : 6
Performance
Max Detection Range : 150 kilometer
Max Tracking Range : 120 kilometer
Target's Max Altitude : 27,000 meter (88,583 foot)
Weapon Max Range : 120,000 meter
Time
Reaction Time : 5 minute (300 second)
Ancaman Serius Bagi Militer AS dan Sekutu di Timur Tengah
Setelah diluncurkan, sistem pertahanan udara Khordad 15 Iran, pada debut pertamanya langsung menggemparkan dunia. Sebuah Video yang dirilis memperlihatkan sistem pertahanan udara Khordad 15 bergerak meluncurkan rudal dari lokasi yang dirahasiakan di bagian selatan Iran pada Kamis dini hari. Rudal itu berhasil mengenai sasarannya di dalam wilayah udara Iran atau di atas provinsi Hormuzgan.
IRGC mengatakan bahwa mereka telah menggunakan sistem pertahanan udara Khordad 3 untuk menembak jatuh drone Amerika yang canggih, yang dapat mencapai ketinggian hingga 18 kilometer. Iran juga mengatakan militer AS telah mematikan transponder pada pesawat, menerbangkannya dengan mode sembunyi-sembunyi.
IRGC menyatakan bahwa drone itu dari jenis RQ-4 Global Hawk. Triton adalah versi Global Hawk yang sedikit dimodifikasi dan sebagian besar dibuat dari komponen-komponennya. Tak lama kemudian, Iran memberikan koordinat peta yang tepat di mana drone ditembak.
AS awalnya membantah bahwa ada drone mereka yang ditembak jatuh oleh militer Iran, namun kemudian mengakui setelah itu. AS bahkan membutuhkan lebih banyak waktu untuk menghasilkan koordinat peta, dengan menuduh bahwa drone telah ditargetkan di wilayah udara internasional.
Beberapa jam kemudian, para pejabat militer Amerika mengkonfirmasi bahwa pesawat tak berawak MQ-4C Triton milik Angkatan Laut AS telah ditembak jatuh di “wilayah udara internasional” dekat Selat Hormuz, Teluk Persia, dan Angkatan Laut Amerika telah dikirim ke daerah itu untuk mengambilnya.
Presiden AS Donald Trump kemudian memerintahkan militer AS untuk melakukan serangan balasan terhadap beberapa posisi di Iran tetapi kemudian secara tiba-tiba membatalkan serangan.
The New York Times juga telah melaporkan bahwa para pejabat pertahanan AS “terkejut” oleh kemampuan Iran untuk menurunkan “drone Amerika di ketinggian tinggi, yang dikembangkan untuk menghindari rudal permukaan-ke-udara yang digunakan untuk menjatuhkannya.”
“Ini adalah unjuk kekuatan,” kata Times mengutip Derek Chollet, mantan asisten menteri pertahanan AS untuk urusan keamanan internasional, sebagaimana dikatakan.
Becca Wasser, seorang analis di Rand Corp, mengatakan kepada AFP pada hari Selasa, dan menggambarkan fakta “signifikan” bahwa sistem tersebut buatan dalam negeri.
“Penembakan drone menunjukkan kemampuan Iran, dan pesan kuat ke Amerika Serikat. Fakta bahwa Iran dapat menembak drone menunjukkan bahwa mereka telah mengembangkan atau membeli kemampuan yang cukup signifikan dan terampil dalam menggunakan sistem ini,” tambahnya.
Mantan kepala badan intelijen Prancis, yang berbicara dengan syarat anonim, juga mengatakan kepada AFP pada hari Selasa, bahwa bahkan jika militer AS mengirim sejumlah besar pesawat ke Iran, harus dipersiapkan untuk kerugian karena pertahanan udara Iran akan siap untuk terlibat.
Iran mengembangkan sistem dalam beberapa tahun terakhir untuk melawan rudal dan ancaman udara lainnya mengingat kehadiran pasukan ekstra-regional yang dipimpin Amerika Serikat, di pangkalan di negara-negara di sekitar Iran.
Iran semakin bergerak cepat memperkuat postur pertahanan mereka di tengah meningkatnya ketegangan dengan Amerika Serikat dan upaya gagal Eropa untuk menegakkan komitmennya terhadap perjanjian nuklir Iran 2015.
Titik lokasi ditembak jatuhnya pesawat tanpa awak (UAV) Triton RQ-4A Global Hawk, Angkatan Laut Amerika Serikat oleh sistem pertahanan udara Khordad 15 Iran di teluk Persia. |