Menampilkan postingan dari September, 2018

Gempar! Anggota TNI AU Disekap dan Disiksa Pengusaha China di Kota Medan

Korban Anggota TNI AU Pelda Muhamad Chalik (45) yang bertugas di Dinas Logistik (Dislog) Lanud Soewondo Medan, dan tongkat baseball yang terbuat dari besi yang digunakan pelaku untuk memukul dan menyiksa korban. (Foto: Istimewa)
“Sewaktu datang orang tentara itu ,Cina itu melempari orang itu (TNI AU ) dengan martil, batu dan obeng bang. Ngeri kali lah pokoknya bang, kok berani orang mata sipit itu sama aparat ya,”
MEDAN -- Kota Medan, Sumatera Utara digemparkan dengan sebuah kasus kriminal yang dilakukan etnis China di kota multietnis itu. Seorang anggota TNI AU Pelda Muhamad Chalik (45) yang bertugas di Dinas Logistik (Dislog) Lanud Soewondo Medan, jadi korban penyekapan dan penganiayaan seorang pengusaha servis dan rental Play Station, Minggu (23/9), pukul 20.15 Wib.

Akibat kejadian penyekapan dan penganiayaan ini korban harus dilarikan ke Rumah Sakit Putri Hijau Medan untuk mendapatkan perawatan intensif. Kasus ini menjadi heboh setelah beredarnya foto yang memperlihatkan kondisi mengenaskan anggota TNI AU yang menjadi korban pemukulan.

Kejadian bermula pada saat anak korban mengantarkan Play Station miliknya untuk diservis, karena mengalami kerusakan ke toko milik pelaku Jhoni (34) warga Desa Rengas Pulau kecamatan Medan Marelan Lingkungan 06 Mo 62 yang terletak di Jalan Besar Brigjen Hamid. 


Sesampainya disana anak korbanpun menyerahkan play station itu kepada pelaku dengan tanda terima dan pada saat itu belum ditentukan berapa biaya servisnya dikarenakan harus di cek dan diperiksa terlebih dahulu kerusakannya.

Beberapa jam kemudian anak korban mendapat telepon dari pemilik toko (pelaku) bahwa play station itu rusak dan biaya perawatannya dinilai terlalu mahal, oleh anak korban akhirnya anak korban langsung mendatangi toko servis play station tersebut dengan maksud membatalkan servis dan sekaligus mengambil kembali play station miliknya.

Namun alangkah terkejutnya nya anak korban ketika ingin mengambil play station miliknya yang tak jadi diservis itu dikenakan biaya Rp.100,000, merasa servis tak jadi dilakukan dan tak cukup membawa uang anak korbanpun pulang kerumahnya dan memberitahukan permasalahan ini pada korban.

Selanjutnya korban mendatangi toko tersebut dan menanyakan pada Jhoni kenapa  play station milik anaknya yang belum sempat direparasi dikenakan dana sebesar seratus ribu rupiah. Namun karyawan servis mengatakan bahwa uang itu untuk biaya kwitansi dan biaya checkin trouble. Tak terima akan yang dikatakan oleh pegawai toko, korban pun protes.

Pelaku Menyekap dan Menyiksa Korban

Pada saat itulah pelaku Joni bersama seorang temanya Indra Jaya (38) warga Desa Sibirik-birik Gunung Tinggi Kabupaten Deli Serdang langsung menyekap korban ke dalam ruko miliknya dan tak mengizinkan korban untuk pulang ke rumah sambil memukulkan stik baseball dan sebatang besi kearah pinggang belakang dan kepala korban.

Salah seorang pelaku yang bernama Joni, warga etnis China, menjadi dalang utama pemukulan terhadap anggota TNI AU. (Foto: Istimewa)
Hantaman besi dan stik baseball terdengar keras, darah kental berasal dari kepala korban langsung berceceran ke lantai dan sebagian membasahi dada dan baju korban. Pada saat itu ada seorang wanita keturunan etnis Tionghoa (kekasih pelaku) yang mengatakan untuk menghabisi korban. “Habisi saja, kasi mati,” ucap wanita yang diketahui juga sebagai kasir di toko milik pelaku.

Menjadi korban penganiayaan, korban langsung mengontak rekan-rekannya sesama TNI AU. Selang beberapa waktu, akhirnya anggota TNI AU bersama Polisi Militer AU Lanud Soewondo langsung meluncur ke lokasi dan berhasil membebaskan korban dan sekaligus mengamankan kedua pelaku berikut barang bukti berupa 1 stik baseball  yang digunakan oleh salah seorang pelaku untuk memukuli korban hingga babak belur.

Selanjutnya kedua pelaku dan barang bukti tersebut diboyong ke Markas Satuan Polisi Militer AU untuk diperiksa.

Muhammad Chalik saat di wawancarai pada saat membuat laporan di Satpom AU Lanud Soewondo (23/9) pukul 23.30 Wib mengatakan kalau dirinya dipukulin oleh kedua pelaku lantaran ia tidak mau membayar uang kwitansi dan uang checkin.

“Anakku servis play station di toko si Joni (etnis China) pada saat diantar ke sana karyawan toko belum bisa memastikan kerusakan dan biaya reparasinya, sehingga hanya diberikan tanda terima barang dan akan dikabarin besar biayanya. Lalu pada saat dikasi tahu jumlah biaya reparasinya ternyata sangat mahal, hingga anak saya tidak jadi memperbaikinya dan langsung mengambil mainannya itu,” jelas Muhammad Chalik.

Hasan (47) warga Jalan Besar Deli tua yang berprofesi sebagai penarik betor yang menyaksikan kejadian itu mengatakan bahwa pada saat TNI AU datang untuk membebaskan korban dari sekapan pihak Toko Play station sempat melakukan perlawanan dengan melempari TNI AU dengan menggunakan batu martil dan obeng.

“Sewaktu datang orang tentara itu ,Cina itu melempari orang itu (TNI AU ) dengan martil, batu dan obeng bang. Ngeri kali lah pokoknya bang, kok berani orang mata sipit itu sama aparat ya,” ucap Hasan dengan logat bataknya.

Salah satu foto yang tersebar di media sosial yang memperlihatkan para pelaku pemukulan terhadap anggota TNI AU, telah diamankan. Berita kriminal ini menjadi viral di media sosial. Para netizen pun umumnya mengecam aksi para pelaku yang dianggap tidak menghormati anggota TNI sebagai aparat pelindung negara. (Foto: Facebook)

Ingin Beli 8 Kapal Perang Frigat dan Korvet, TNI Minta Kenaikan Anggaran di 2019

Kapal perang Frigate Van Speijk Class TNI AL, saat melakukan ujicoba penembakan rudal Yakhont dari KRI Oswald Siahaan 354. Setelah 30 tahun bertugas di Satuan Kapal Eskorta (Satkor) TNI AL, dan setengah abad berlayar sejak dioperasikan AL Belanda, akhirnya enam unit frigat Van Speijk Class (Ahmad Yani Class) dipensiunkan pada tahun 2017. Frigat Van Speijk Class menjadi kapal perang terkuat dan tercanggih yang dimiliki Indonesia, bahkan setelah datangnya korvet Sigma Class, Van Speijk Class masih sangat diperhitungkan, dan Van Speijk Class dipercaya jadi maskot kekuatan TNI AL. Van Speijk Class TNI AL hingga akhirnya di tahun 2022 semuanya akan decommission. (Foto: Istimewa)
"Kapal perang Sigma (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach) ada empat, PKR (Perusak Kawal Rudal) nanti ada pengadaan dua. Nanti proses dua lagi. Jadi rencana ada delapan kapal. Modelnya begitu (medium). Satu dua di sana, tiga empat di sini. Sudah selesai dua. Sekarang lagi dibangun lagi,"
JAKARTA -- Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI harus bergerak cepat untuk segera melakukan peremajaan dan pergantian kapal-kapal perang (KRI) yang sudah banyak memasuki usia tua dan tidak layak operasi. Salah satu agenda yang dilakukan Kemhan adalah berencana membeli dan mendatangkan delapan kapal perang baru.

Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kemhan Laksda TNI Agus Setiadji saat mendampingi Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dalam Rapat Kerja bersama Komisi I di gedung DPR, Jakarta, Selasa (18/9) mengatakan, dari delapan kapal tersebut, ada kapal yang dibeli dari Belanda. Sebagian lain diproduksi PT PAL. Saat ditanya bentuknya, dia menegaskan berukuran medium.

"Kapal perang Sigma (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach) ada empat, PKR (Perusak Kawal Rudal) nanti ada pengadaan dua. Nanti proses dua lagi. Jadi rencana ada delapan kapal. Modelnya begitu (medium). Satu dua di sana, tiga empat di sini. Sudah selesai dua. Sekarang lagi dibangun lagi," kata Agus menjelaskan.

Ajukan Kenaikan Anggaran Pertahanan

Kementerian Pertahanan dan TNI mengajukan usulan dana Rp 215,29 triliun untuk anggaran Tahun 2019. Namun dari surat PPN/Bappenas dan Menteri Keuangan tanggal 16 April 2018, pagu indikatif untuk Kemhan/TNI tahun 2019 hanya Rp 107,16 triliun. Hal itu disampaikan Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu di Jakarta, Jumat (7/9).

Ia menjelaskan, menurut jenis belanja, dana itu dipakai untuk belanja pegawai sebesar Rp 41,65 triliun, belanja barang Rp 36,30 triliun dan belanja modal sebesar Rp 29,20 triliun.

Korvet Kelas SIGMA TNI AL "KRI Diponegoro-365" memasuki Samudera Hindia pada Juli 2011. (Foto: US Navy photo by Mass Communication Specialist 3rd Kelas Adam K. Thomas.)
Sementara penggunaan dana sesuai unit organisasi dan program adalah Kemhan mencapai Rp 19,06 trilun dengan 11 program. Kemudian Mabes TNI sebanyak Rp 7,96 triliun untuk empat program. Untuk TNI AD mencapai Rp 47,54 triliun dengan empat program, TNI AL mencapai 18,25 triliun untuk empat program dan TNI AU Rp 14,33 triliun untuk empat program.

Selain itu, dia menegaskan, dalam pengamanan pemilu, TNI akan benar-benar netral. TNI juga akan bekerja profesional dan memegang teguh sumpah prajurit.

“Prioritas kami adalah mendukung stabilitas keamanan nasional dan kesuksesan pemilu. Kemudian pertahanan wilayah perbatasan dan keamanan wilayah udara. Pelaksanaan pilkada-pilkada sebelumnya sudah ada bukti. Jadi tidak perlu diragukan lagi netralitas TNI,” tegas Ryamizard, seperti dilansir dari Suara Pembaruan.

Namun, jika pun pengajuan tambahan anggaran tersebut dikabulkan pemerintah, hal ini tidak akan merubah postur dan kekuatan pertahanan Indonesia secara signifikan. Pasalnya, sebagian dana selain banyak terserap untuk belanja pegawai, pembelian alat utama sistem senjata (Alutsista) juga lebih difokuskan untuk pembeli persenjataan yang sudah tua dan tidak layak pakai.

Sejauh ini TNI AL telah memiliki empat kapal perang korvet kelas Sigma 9113, yakni KRI Diponegoro 365, KRI Hasanuddin 366, KRI Sultan Iskandar Muda 367, dan KRI Frans Kaisiepo 368. Semua kapal perang yang dibangun pada masa pemerintahan Presiden SBY tersebut, dalam pembuatannya bekerjasama dengan galangan kapal Damen's Schelde Naval Shipbuilding dari Belanda.

Senjata utama kapal perang Korvet Kelas SIGMA meriam Otobreda 76 mm . (Foto: Saberwyn)
Selain itu TNI AL juga telah memiliki empat kapal perang Perusak Kawal Rudal (PKR) jenis Frigat ringan yang juga dibangun dan kontrak pembelian dilakukan pada masa pemerintahan SBY. 

Salah satu PKR Sigma yang sudah selesai adalah KRI Raden Eddy Martadinata dengan nomor lambung  331. Kapal Perang RI Raden Eddy Martadinata-331 menjadi kapal perang tercanggih yang dimiliki Indonesia saat ini.

KRI RE Martadinata-331 merupakan hasil hasil kerja sama alih teknologi antara TNI AL bersama PT PAL dengan galangan kapal Damen Schiede Naval Ship Building (DSNS), Belanda.

Seperti diketahui, Proyek SIGMA PKR 10514 diluncurkan oleh Kementerian Pertahanan Indonesia pada bulan Agustus 2010. Kementerian Pertahanan Indonesia itu memberikan kontrak untuk DSNS pembangunan PKR SIGMA 10514 pertama pada bulan Desember 2012. Pemotongan baja pertama dilakukan pada bulan Januari 2014 dan keel dibaringkan pada April 2014 di galangan kapal PT PAL di Surabaya, Indonesia.

Sementara kontrak untuk pembangunan kapal kedua  ditandatangani pada bulan Februari 2013 dengan  baja pertama dipotong pada bulan September 2014 dan peletakan pada Desember 2014.

Empat dari enam modul inti dibangun di galangan kapal Surabaya, sedangkan dua sisanya dibangun dan diuji di galangan kapal Vlissingen di Belanda. Kapal dijadwalkan untuk pengiriman pada tahun 2017. Pada November 2013, Thales dianugerahi kontrak oleh DSNS untuk memberikan suite sistem misi untuk dua frigat pertama.

KRI Raden Eddy Martadinata-331 saat bersandar di Dermaga Pondok Dayung TNI AL, Jakarta Utara, Jumat (7/4/2017). Kapal itu dikukuhkan sebagai kapal perang pimpinan atau flagship. (Foto: Kompas.com/Lutfy Mairizal Putra)

Mengenal Lebih Dekat Pembagian Grup Kopassus dan Kekuatan Tempurnya

Komando Pasukan Khusus (Kopassus) merupakan salah satu pasukan elit TNI AD. Kopassus tercatat sebagai salah satu pasukan dan kesatuan tempur yang telah banyak merasakan asam garam medan pertempuran. (Foto: Istimewa)
JAKARTA -- Indonesia masuk dalam 15 besar negara dengan kekuatan militer terkuat di dunia. Pada tahun 2016, militer Indonesia tercatat berada dalam urutan 12 militer terkuat di dunia. Selain memiliki jumlah populasi penduduk yang sangat besar dan ditopang dengan sumber daya alam yang melimpah, serta wilayah yang sangat luas, Indonesia juga memiliki kekuatan tempur pasukan elit yang cukup diperhitungkan negara-negara lain.

Tercatat, Indonesia merupakan salah satu dari lima negara yang memiliki pasukan elit terbanyak dan tertangguh di dunia. Salah satu pasukan elit yang sudah banyak dikenal baik di dalam maupun di luar negeri adalah pasukan elit Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Kopassus merupakan pasukan elite di jajaran Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD). Berbeda dengan pasukan reguler, para prajurit yang bernaung di dalam Kopassus kerap menjalankan misi-misi khusus.

Bukti kekuatan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) telah diakui oleh pasukan elit negara-negara besar di dunia. Bahkan pasukan elit Inggris yang disegani negara lain, yaitu SAS pun mengakui kehebatan Kopassus.

Sejarah mencatat, pasukan khusus ini sukses memberantas sejumlah pemberontak, seperti DI/TII, PRRI, Permesta, Pembebasan Irian Barat, komunis, membebasakan sandera pesawat Woyla Don Muang, dan pembebasan sandera peneliti Tim Loren di Mapenduma Iraian Jaya.

Kopassus memiliki  prajurit yang memiliki kemampuan dan keterampilan khusus di bidang metal, fisik, taktik dan teknik untuk melaksanakan operasi khusus terhadap sasaran yang bersifat strategis terpilih.

Seorang anggota Kopassus sedang memperagakan kekuatan dan kemampuan tempurnya memecahkan balok es hanya dengan menggunakan kepala. (Foto: Istimewa)
Dalam situs http://kopassus.mil.id/ disebutkan,  satu satuan elite TNI AD ini memiliki segudang prestasi, baik terkait pertempuran maupun seni dan olahraga.

Kopassus merupakan satuan yang bercirikan daya gerak, daya tempur dan daya tembak yang tinggi. Mampu beroperasi dengan tidak tergantung pada waktu, tempat, cuaca atau kondisi medan yang bagaimanapun sulitnya di 3 matra (darat, laut maupun udara).

Sebagai satuan khusus, Kopassus memiliki spesialisasi-spesialisasi kemampuan sesuai dengan bidang tugasnya. Salah satu spesialisasi anggota Kopassus adalah melakukan operasi intelejen yang anggotanya tergabung dalam Grup 3 Kopassus.

Grup-3 Kopassus yang berkedudukan di Cijantung adalah pasukan Sandi Yudha yang mampu melakukan infiltrasi dan eksfiltrasi ke daerah lawan dengan cara yang sangat tertutup untuk melaksanakan tugas pokoknya.

Sebagai satuan yang berintelektual tinggi dan bermental baja Sandi Yudha hidup dari sumber setempat dengan memanfaatkan potensi wilayah serta mampu melaksanakan pertempuran dengan kelompok kecil hingga perorangan.

Satuan-81 Kopassus di Cijantung adalah satuan penanggulangan teror yang mampu melaksanakan operasi anti teror dari berbagai objek sperti gedung, bus, kapal, kereta api, hingga pesawat udara baik di daerah sendiri maupun di daerah lawan.

Sejumlah anggota Kopassus mengikuti kejuaraan menembak tingkat internasional. (Foto: Istimewa)
Operasi penghancuran dan operasi penjinakan bahan peledak merupakan salah satu ciri khas Satuan-81 Kopassus yang terus menerus menmpa diri dengan latihan-latihan. Anggota Satuan 81 Kopassus ini adalah mereka yang lulus pendidikan pasukan komando dan memiliki keterampilan khusus. Mereka harus mengitu tes psikologi dan ketahanan fisik.

Setelah selesai mengikuti pendidikan khusus Kopassus, mereka kemudian mendapat pendidikan intelejen selama  3 bulan. Dulu, Satuan 81 Kopassus ini dikenal juga dengan sebutan Gultor (Penanggulangan Teror) 81. Gultor Kopassus Dilibatkan Tangani Teroris Pasukan ini yang akan diperbantukan kepada polisi untuk mengatasi tindak terorisme yang belakangan marak lagi di Indonesia.

Untuk membedakan dengan pasukan reguler, satuan setingkat Brigade diberi nama Grup. Terdapat tiga grup di Kopassus, yakni Grup I, Grup II dan Grup III. Di samping grup, terdapat satuan Pusat Pendidikan Pasukan Khusus yang berlokasi di Batujajar, Bandung, serta Satuan 81/Penanggulangan Teror bertempat di Cijantung, Jakarta Timur.

Setiap Grup dipimpin seorang Kolonel. Di bawahnya terdapat Batalyon yang dikomandoi perwira berpangkat Letnan Kolonel. Di bawahnya terdapat detasemen, tim, unit dan satuan tugas khusus, masing-masing dikomandani perwira berpangkat Letnan sampai Mayor sesuai beban tugasnya.

Lalu, apa beda Grup I, II dan III di dalam Kopassus? Grup I dan Grup II Kopassus memiliki peran yang sama, yakni Para Komando atau disingkat Parako. Dalam penugasannya, mereka bisa diterjunkan di mana saja. Mulai dari operasi lintas udara, hingga penyerbuan amfibi dari laut. Grup I berdiri pada 23 Maret 1963.

Markas Kopassus dari Grup II. (Foto: Istimewa)

KRI Ardedali 404, Kapal Selam Pembelian Era SBY Siap Perkuat TNI AL

KRI Ardadedali 404 merupakan salah satu dari tiga kapal selam yang Indonesia pesan dari Korea Selatan. Pembuatan dua kapal selam dilakukan di galangan DSME dan satu lainnya di PT PAL Surabaya. (Foto: Istimewa)
"Pengadaan alutsista TNI AL ini merupakan program strategis TNI AL jangka panjang, hal ini merupakan suatu hal yang wajar sebagai wujud peremajaan alutsista guna mengganti alutsista  yang berumur diatas 25 sampai dengan 30 tahun,"
JAKARTA -- Setelah menunggu cukup lama, akhirnya Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) mendapatkan tambahan kapal selam baru. Kapal selam yang diproduksi di galangan kapal di Daewoo Shipbulding and Marine Engineering Co, Ltd (DSME), Okpo, Korea Selatan (Korsel) itu diberi nama KRI Ardadedali 404.

KRI Ardadedali 404 berangkat dari dermaga galangan kapal DSME, Gyeongsang Selatan, Korea Selatan pada 30 April 2018, melintasi laut selama 17 hari menuju Indonesia.

Rute yang dilalui adalah Okpo (Korsel), Selat Korea, Perairan Jepang, Laut Cina Timur, Selat Luzon, Laut Cina Selatan, Selat Apo, Selat Cuyo, Laut Sulu, Selat Sibutu, Laut Sulawesi, Selat Makassar - Laut Jawa Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) hingga akhirya merapat di Dermaga Kapal selam Koarmada II Surabaya, Jawa Timur pada Kamis, 17 Mei 2018.

"Pengadaan alutsista TNI AL ini merupakan program strategis TNI AL jangka panjang, hal ini merupakan suatu hal yang wajar sebagai wujud peremajaan alutsista guna mengganti alutsista  yang berumur diatas 25 sampai dengan 30 tahun," kata Kepala Staf TNI AL Laksamana TNI Ade Supandi yang menjadi Inspektur upacara dalam penyambutan kapal selam KRI Ardadedali 404 dalam keterangan tertulis, Jumat, 18 Mei 2018. 

Kepala Pusat Komunikasi (Kapuskom) Kementerian Pertahanan (Kemhan) Totok Sugiharto menjelaskan, nama Ardadedali diambil dari salah satu nama senjata panah yang dimiliki tokoh dalam dunia pewayangan Arjuna. "Anak panah Ardadedali merupakan senjata yang dahsyat yang dapat melumpuhkan musuhnya di medan pertempuran besar," kata Totok, Senin (30/4).

KRI Ardadedali 404 merupakan kapal selam type 209/400 DSME yang memiliki bobot 1.280 ton saat muncul di permukaan dan bobot menjadi 1.400 ton saat menyelam. Kapal selam ini memiliki empat mesin diesel MTU 12V493 yang mendukung jarak jelajah mencapai 18.520 km. KRI Ardadedali 404 ini juga dilengkapi Latest Combat System, Enhanced Operating System, Non-hull Penetrating Mast dan Comfortable Accomodation.

Prajurit TNI AL menambatkan tali KRI Ardadedali-404 ketika tiba di Dermaga Kapal Selam Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jawa Timur, 17 Mei 2018. (Foto: Antara/Zabur Karuru)
Memiliki panjang 61,3 meter, diameter 6,2 M, dengan draft 5,7 M yang mampu menampung 40 kru kapal. Kapal ini memiliki kecepatan mencapai 21 knot di bawah air dan 12 knot di permukaan. KRI Ardadedali mampu berlayar lebih dari 50 hari untuk menunjang fungsi operasi.


Kapal selam KRI Ardedali 404 merupakan kapal dengan sistem tempur terbaru dibandingkan kapal selam yang sudah dimiliki Indonesia saat ini. sistem operasi yang ditingkatkan, tiang penetrasi tanpa lambung, dan akomodasi yang nyaman.


Kapal tersebut dilengkapi dengan peluncur torpedo yang mampu melepaskan torpedo 533 mm. Kapal juga mampu melepaskan peluru kendali antikapal permukaan yang merupakan modernisasi armada kapal selam TNI AL.

Pembelian pada Era Pemerintahan Presiden SBY

Kepala Staf TNI AL (Kasal) Laksamana TNI Siwi Sukma Adji kepada wartawan di Surabaya, Senin (17/9), mengatakan kapal selam tersebut adalah pesanan kedua, dari tiga kontrak pembelian kapal selam dari Korea Selatan yang dilakukan para masa era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemudian melanjutkan program pengadaan persenjataan era SBY tersebut. Kapal selam yang dipesan Indonesia adalah kelas Changbogo senilai 250 juta dolar AS.

Salah satu bentuk kesepakatan kontrak pembelian adalah kapal selam pertama dan kedua akan dibangun di galangan kapal DSME Korea Selatan, dan kapal selam ketiga akan dibangun di galangan kapal PT PAL di Indonesia, melalui mekanisme transfer teknologi (ToT). Dengan adanya ToT, Indonesia berharap di masa depan akan mampu menciptakan kapal selam buatan dalam negeri secara mandiri.

Kapal Selam pertama dengan nama KRI Nagapasa 403 yang murni dibuat oleh teknisi dan tenaga kerja Korea Selatan di galangan DSME, sudah lebih dulu datang dan memperkuat alutsista TNI AL. Kapal selam kedua KRI Ardadedali 404 dibuat di galangan DSME Kores Selatan dengan teknisi Indonesia dan teknisi Korea Selatan.

Prajurit TNI AL berusaha menambatkan tali KRI Ardadedali-404 ketika tiba di Dermaga Kapal Selam Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jawa Timur, 17 Mei 2018. (Foto: Antara/Zabur Karuru)

Persaingan Militer AS, Rusia dan China Merambah ke Luar Angkasa

Ruang angkasa berpotensi menjadi medan perang baru, setelah Rusia, China dan Amerika Serikat menyatakan akan membangun kekuatan militer di luar angkasa. (Foto: dailystar.co.uk)
“Kami telah memperingatkan semua pihak selama bertahun-tahun perlunya melindungi aset ruang angkasa dan mengembangkan kapabilitas sistemnya. Kami tidak memilih untuk mempersenjatai ruang angkasa, tapi jika kami ditantang, kami akan memberikan respons,"
WASHINGTON DC -- Peperangan di luar angkasa yang selama ini hanya disaksikan dalam film-film fiksi, tidak lama lagi sepertinya akan benar-benar terjadi di dunia nyata. Hal ini dipicu tiga negara dengan kekuatan militer terbesar di dunia, yakni Amerika Serikat (AS), Rusia, dan China yang menyatakan akan memperkuat dan bahkan menciptakan senjata yang dapat digunakan dalam perang luar angkasa di masa depan.

Tiga negara tersebut bersaing membentuk dan memperkuat Tentara Angkatan Antariksa (AA). Teranyar AS akan menggelontorkan dana hingga USD8 miliar untuk mendominasi bagian atas bumi itu. Rencananya proyek tersebut dimulai pada 2020.

Di AS sendiri, teori perang bintang masih menjadi perdebatan. Kebijakan yang digagas Presiden AS Donald Trump sejak Juni itu masih membutuhkan persetujuan Kongres karena pembentukan Tentara AA akan menjadi bagian dari cabang keenam militer. Pendirian Tentara AA negeri Paman Sam dipastikan akan memacu persaingan.

Sejumlah anggota Kongres dan pejabat militer sudah memperingatkan, ruang angkasa tidak lama lagi menjadi tempat damai. Jika terjadi konflik, wilayah hampa udara itu akan menjadi salah satu pusat pertempuran karena negara besar bergantung pada satelit dalam mengantisipasi misil, berkomunikasi, dan mengelola data.

Pasukan AS sedang menguji pesawat ruang angkasa yang disebut Boeing X-37. (Foto: dailystar.co.uk)
Namun, AS menghadapi dilema yang tidak memungkinkan mereka hanya diam atau mundur, pasalnya seteru abadi seperti Rusia dan China, mengalami kemajuan yang lebih pesat dibanding AS terkait aset Tentara AA. Rusia bahkan sudah melangkah jauh.

Trump menginginkan Tentara AA yang independen dan memiliki seragam serta logo sendiri. Gedung Putih meminta Parlemen merancang aturan baru pada awal tahun depan.


Beberapa anggota Kongres pernah mengadvokasi pembentukan Korps Antariksa di tubuh Tentara AU pada tahun lalu, mirip Korps Marinir di tubuh Tentara Angkatan Laut. Namun, Trump menginginkan departemen baru. Para ahli mengatakan pembentukan depar temen baru sama saja akan memerlukan birokrasi baru.

Wakil Presiden AS Mike Pence mengaku sadar pembentukan Tentara AA tidak akan semudah membalikkan telapak tangan. Dia mengatakan Pentagon memerlukan asisten Menteri Pertahan untuk antariksa, jabatan tinggi yang bertanggung jawab memberikan laporan terkait perkembangan dan ekspansi layanan Tentara AA terhadap Menhan.

Pasukan luar angkasa Amerika Serikat. (Foto: Istimewa)
Jenderal Tentara AU Paul Selva yang juga wakil kepala staf gabungan mengatakan, Pentagon sangat antusias untuk mendirikan Komando Antariksa guna mempercepat rencana militerisasi ruang angkasa, sebab militer AS tidak pernah membentuk departemen baru sejak pembentukan Tentara AU pada 1947. Komando Antariksa akan diperkuat ahli ruang angkasa dari seluruh cabang militer, satelit, dan teknologi terbaru dan canggih.

Adapun Menteri Pertahanan (Menhan) AS Jim Mattis mengatakan, Pentagon dan Gedung Putih memiliki kesamaan pandangan terkait pentingnya Tentara AA setelah sebelumnya menentang pembentukan departemen baru.

Mattis sempat menentang karena anggarannya kosong. Pada 2017 anggaran militer AS mencapai USD590 miliar. Sekretaris Eksekutif Dewan Antariksa Nasional Scott Pace mengatakan, reorganisasi Tentara AA harus menggunakan anggaran secukupnya.

Anggota House Armed Services Committee Mike D Rogers dan Jim Cooper menyambut baik pembentukan Tentara AA yang diharapkan dapat memperkuat AS. 


“Kami telah memperingatkan semua pihak selama bertahun-tahun perlunya melindungi aset ruang angkasa dan mengembangkan kapabilitas sistemnya. Kami tidak memilih untuk mempersenjatai ruang angkasa, tapi jika kami ditantang, kami akan memberikan respons," katanya.
Kosmonot Yuri A. Gagarin. Sejarah mencatat, Rusia atau dulu dikenal sebagai Uni Soviet, merupakan negara adidaya yang menjadi pioner penjelajahan ruang angkasa. (Foto: Istimewa)
Ancaman Perang Luar Angkasa

Saat ini Rusia satu-satunya negara yang sudah mendirikan Tentara AA bernama Kosmicheskie Voyska Rossii (KVR). KVR merupakan hasil merger antara Tentara Angkatan Udara dan Pasukan Pertahanan Antariksa Rusia. KVR didirikan pada 10 Agustus 1992 dan beroperasi di Plesetsk dan Svobodny Cosmodromes.


Sedangkan China pada 2007 berhasil meledakkan satelit cuaca yang sudah rusak hingga berkeping-keping dengan misil ruang angkasa. Uji coba serupa juga dilakukan terhadap satelit diorbit jauh. 

China telah menggalakkan program ruang angkasa sejak beberapa tahun terakhir. AS menyebut aksi itu sebagai tindakan provokatif, dan menuduh China telah mencuri teknologi dalam skala besar dari AS.

Persaingan penguasaan atau penaklukan ruang angkasa sudah terjadi sejak 1960-an. AS dan Rusia pernah bersaing menuju bulan untuk menunjukkan keadidayaan mereka. “Jangan sampai melakukan kesalahan. Kami sedang berperang dengan China,” kata CEO dan Chairman Nano-Mech, Jim Phillips.

Program ruang angkasa China: Beijing menginvestasikan miliaran untuk ekspansi ke orbit Bumi. (Foto: dailystar.co.uk)

Gunakan Teknologi Kuno, Jet Tempur Buatan Iran Jadi Bahan Tertawaan AS dan Israel

Presiden Iran Hassan Rouhani duduk di kokpit jet tempur Kowsar Iran, Selasa (21/8/2018). (Foto:IRNA)
"Ini hampir seperti peristiwa yang menggelikan, ini adalah pesawat yang tidak kami gunakan dalam 20 tahun, kecuali untuk melatih negara lain dalam cara menerbangkan pesawat Amerika. Teknologi kuno ini tidak mengintimidasi."
TEHERAN -- Embargo militer tidak menyurutkan Republik Islam Iran untuk bangkit dan mandiri dalam bidang teknologi persenjataan. Negeri paramullah tersebut secara perlahan mampu menciptakan sejumlah persenjataan seperti tank, rudal, drone dan bahkan pesawat tempur.

Iran mengklaim telah berhasil menciptakan jet tempur generasi keempat yang diberi nama Kowsar. Stasiun televisi pemerintah Iran memamerkan adegan pesawat Kowsar saat lepas. Video itu direkam dari dalam kokpit.

Peluncuran Kowsar bahkan dihadiri langsung Presiden Hassan Rouhani yang duduk di kokpit sambil memeriksa jet tempur tersebut. Dalam laporan Selasa, kantor berita pemerintah Iran, Fars, mengatakan fungsi utama pesawat tempur itu adalah untuk misi pelatihan. Iran mengklaim, Kowsar merupakan jet tempur yang diproduksi sendiri oleh Iran dengan sistem avionik terdepan.

Jet Tempur Buatan Iran Jadi Bahan Tertawaan Barat

Kowsar, pesawat tempur baru Iran yang diklaim buatan dalam negeri, juga menarik perhatian para pakar militer Barat. Peluncuran pesawat itu dianggap sebagai kejadian menggelikan, karena Kowsar bisa jadi target empuk jet tempur canggih Amerika Serikat (AS), seperti F-22.


Sebab, setiap pesawat tempur Iran yang menyeberang ke Irak atau Suriah akan menghadapi jet-jet tempur canggih AS, termasuk F-16 dan F-22. Dua jet tempur AS itu rutin terbang di atas wilayah Irak dan Suriah sebagai bagian dari Operation Inherent Resolve, operasi koalisi pimpinan AS melawan kelompok militan Islamic State atau ISIS.

Kowsar, jet tempur buatan Iran yang dianggap merupakan hasil jiplakan teknologi lama pesawat tempur Amerika Serikat. (Foto: IRNA)
Para pakar Barat meyakini, pesawat tempur itu mirip pesawat F-5 Tiger Amerika yang sudah usang dan mempertanyakan keampuhan senjatanya. Namun, mereka tetap menghargai pesawat yang berpotensi untuk pelatihan.

"Ini hampir seperti peristiwa yang menggelikan, ini adalah pesawat yang tidak kami gunakan dalam 20 tahun, kecuali untuk melatih negara lain dalam cara menerbangkan pesawat Amerika. Teknologi kuno ini tidak mengintimidasi." kata Michael Pregent, seorang analis Timur Tengah di Hudson Institute yang berbasis di Washington, dalam wawancara dengan VOA Persian, Minggu (26/8/2018). .

Pregent mengatakan keterbatasan Kowsar sebagai pesawat tempur modern dapat menjadi bumerang bagi Iran.

"Iran ingin dapat memproyeksikan kemampuan ofensif (udara) di Selat Hormuz dan setidaknya menunjukkan kemampuan yang sama untuk menyerang pasukan Amerika di Irak dan Suriah. Tapi saya pikir (peluncuran Kowsar) akan menjadi bumerang, karena AS akan meningkatkan postur pertahanannya di Irak dan Suriah dan membuatnya sangat mudah untuk menembak salah satu dari mereka," ujarnya.

Jet tempur buatan Iran dianggap hanya akan menjadi sasaran empuk bagi jet-jet tempur canggih negara-negara yang menjadi musuhnya, jika terjadi perang terbuka. (Foto: IRNA)