Menampilkan postingan dari Februari, 2017

Balas Provokasi NATO, Rusia Pindahkan Rudal Nuklir Dekati Eropa

Militer Rusia menempatkan sejumlah kekuatan nuklir mereka mendekati perbatasan negara anggota NATO. Hal ini dilakukan untuk membalas provokasi NATO dan Amerika Serikat yang terus saja menumpuk kekuatan militer di sepanjang perbatasan Rusia. (Gambar: istimewa)
"Sebelum tindakan agresif Rusia di Ukraina, NATO tidak berencana mengirim pasukan ke bagian timur aliansi kami. Lebih lanjut, kami yakin dan berkomitmen melakukan pendekatan dua-jalur dengan Rusia: pertahanan yang kuat dan dialog,"
MOSKOW -- Hadapi NATO, Rusia Pindahkan Rudal Nuklir tercanggih mereka dekati Eropa. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari antisipasi menghadapi NATO yang dinilainya mulai agresif.

Seperti diberitakan Telegraph, Presiden Rusia Vladimir Putin dalam sebuah wawancara pada Senin (21/11) mengatakan akan memindahkan rudal darat-ke-udara S-400 dan rudal balistik Iskander ke Kaliningrad, wilayah antara Lithuania dan Polandia. Rudal Iskander bisa mencapai jarak hingga lebih dari 700 km. Jika ditembakkan dari Kaliningrad, rudal ini mampu menghantam kota Berlin di Jerman.

"Kami prihatin atas keputusan NATO. Untuk itu kami harus mengambil langkah pencegahan, termasuk mengincar dengan rudal kami fasilitas-fasilitas yang dianggap mengancam," kata Putin.

Ini adalah pernyataan paling tegas Putin soal ekspansi NATO di Eropa timur. NATO meningkatkan pertahanan menyusul pencaplokan Crimea oleh Rusia dan campur tangan Kremlin pada konflik di Ukraina. NATO khawatir, Putin juga mengincar negara-negara bekas Soviet lainnya.

Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, mengatakan manuver mereka dilakukan sebagai bentuk pertahanan yang terukur dan sesuai dengan komitmen internasional.


"Sebelum tindakan agresif Rusia di Ukraina, NATO tidak berencana mengirim pasukan ke bagian timur aliansi kami. Lebih lanjut, kami yakin dan berkomitmen melakukan pendekatan dua-jalur dengan Rusia, pertahanan yang kuat dan dialog," kata Stoltenberg.

NATO dengan bantuan Amerika Serikat telah menempatkan Rudal Patriot di wilayah Polandia untuk mewaspadai dan membendung pergerakan militer Rusia. (Foto: istimewa)

Berubah Haluan, Militer Mesir Bantu Rezim Assad Hancurkan ISIS

Angkatan Udara Mesir ikut memberikan bantuan untuk menghancurkan kelompok teroris ISIS di Suriah. Hal ini dilakukan setelah berubahnya kebijakan politik Mesir di Suriah dengan mengakui pemerintahan Bashar al-Assad sebagai presiden yang sah. (Foto: istimewa)
Hama -- Arah politik pemerintah Mesir kini berubah drastis menyangkut Suriah. Sebelumnya, Mesir merupakan salah satu negara Arab yang menyetujui dan mensponsori penggulingan pemerintahan Presiden Suriah Bashar Al-Assad dari kursinya, namun kini Mesir justru memberikan bantuan militer untuk menumpas ISIS dan kelompok pemberontak Suriah lainnya.

Beberapa pilot Mesir telah tiba di pangkalan udara tentara Suriah di Hama, media Lebanon melaporkan, menambahkan bahwa Kairo telah memutuskan untuk tidak peduli dan berpartisipasi dalam operasi anti-terorisme di Suriah.

Menurut harian al-Safir, pasukan Mesir telah memulai pekerjaan mereka di pangkalan udara Hama sejak 12 November dan sejumlah 18 pilot juga telah bergabung dengan mereka, sebagian besar pilot helikopter.

Surat kabar itu mengatakan tidak jelas apakah pilot Mesir telah memulai serangan udara di Suriah atau tidak tapi kehadiran mereka di pangkalan udara Hama menunjukkan bahwa Mesir telah membuat keputusan untuk mempercepat bantuan kepada pemerintah Suriah.

Menurut harian itu, kelompok pertama terdiri dari 4 perwira berpangkat tinggi Mesir telah memasuki Suriah dan dikerahkan ke basis staf umum tentara Suriah di Damaskus, menambahkan bahwa dua jenderal utama Mesir telah mulai bekerja di ruang operasi tentara Suriah sejak sebulan lalu, dan tanggung jawab mereka memimpin operasi pengintaian, yang terbaru adalah di Quneitra di selatan Suriah, Dataran Tinggi Golan dan Dara'a.

Pilot pesawat tempur Angkatan Udara Mesir saat mendarat di pangkalan militer Hama, Suriah. Para pilot dikirim untuk ikut ambil bagian dalam menumpas kelompok teroris ISIS di negara bergejolak tersebut. (Foto: istimewa)